
Berdasarkan study Barna pada beberapa sekolah keagamaan menunjukkan kondisi gen Z yang tertekan sampai pada titik bertanya “Untuk apa saya hidup?” Tekanan ini diduga akibat dari anxiety akibat pandemi beberapa tahun terakhir.
Riset kemudian menunjukkan dengan bantuan konseling secara profesional sekaligus konseling secara keagamaan, para murid dengan iman yang baru dapat lebih tangguh menghadapi permasalahan yang ada. Dari study kasus ini, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari untuk Gereja:
1. Tekanan yang dialami gen Z berbeda dengan generasi sebelumnya
Dengan perkembangan teknologi yang ada dan juga situasi pandemi sekarang, gen Z menghadapi tekanan mungkin berbeda dari apa yang dirasakan generasi sebelumnya. Gereja perlu lebih bersabar dalam menghadapi gen Z dan berusaha untuk berempati terhadap apa yang dirasakannya
2. Generasi Z jaman sekarang perlu mentor untuk membimbing
Dengan banyaknya tekanan hidup dalam masa transisi pada kedewasaannya, gen Z membutuhkan mentor untuk membimbing keputusannya. Gereja perlu memperhatikan dan peka terhadap kebutuhan gen Z jaman sekarang
3. Pentingnya iman bagi gen Z
Tanpa adanya iman yang kuat, gen Z akan terbawa arus dan tekanan dunia. Gereja perlu menjadi sarana perlindungan bagi gen Z, agar mereka tumbuh berkembang dalam iman yang kuat.
Dalam melakukan usaha ini, Gereja perlu menggunakan metode-metode yang relate bagi generasi Z, seperti media sosial, cara dan pola komunikasi, serta masalah-masalah yang dihadapi pada kondisi sekarang.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan SHIFTSOFT untuk terus berinovasi dalam pengembangan fitur-fiturnya. Kami ingin agar melalui SHIFTSOFT, Gereja dapat memenuhi kebutuhan generasi-generasi jaman sekarang. Bagaimana dengan Anda? Apa yang kira-kira dapat Anda bagikan bagi gen Z?