Menyikapi perkembangan kasus Covid-19 yang terus menurun, Gereja dapat mulai mengantisipasi secara optimis bahwa kegiatan rohani, terutama Ibadah dapat dilakukan kembali secara tatap muka. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan Ibadah Online tidak dapat secara optimal menggantikan Ibadah tatap muka, terutama karena minimnya interaksi dan sentuhan personal.
Sambil menunggu lampu hijau dari Pemerintah, mari kita simak sama-sama, hal-hal apa saja yang dapat disiapkan oleh Gereja, sehingga saat keputusan sudah dikeluarkan, Gereja sudah siap dan dapat langsung melaksanakan Ibadah tatap muka dengan baik.
1. Disinfeksi
Gereja perlu melakukan disinfeksi ruangan dan perlengkapan ibadah. Disinfeksi ruangan bisa menggunakan sinar ultraviolet atau fogging untuk maksimal. Sedangkan peralatan bisa menggunakan lap yang sudah dibasahi cairan desinfektan. Pastikan sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup baik.
Jika terdapat beberapa sesi ibadah, maka ulangi proses disinfeksi di atas. Perlu adanya jeda waktu yang cukup agar proses dapat maksimal.
2. Fasilitas
Sediakan fasilitas yang memadai untuk melakukan cuci tangan, atau letakkan hand sanitizer di beberapa titik lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau oleh Jemaat. Selain itu, sediakan masker medis dan face shield untuk mengantisipasi kejadian darurat.
3. Sosialisasi
Pasang media informasi di lokasi-lokasi yang strategis. Informasi dapat berisi rambu-rambu (misalnya penggunaan masker, himbauan mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak bergerombol, dan sebagainya). Dalam hal menjaga jarak, perlu memberikan tanda tempat duduk yang tidak boleh diisi, serta arahan yang jelas untuk jalur masuk dan keluar ruangan.
Seluruh peraturan perlu dijelaskan berulang-ulang sehingga tidak ada yang terluput. Jangan lupa untuk terus mengupdate sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
4. Protokol
Gereja perlu menegakkan protokol kesehatan dengan tegas. Misalnya melakukan pengecekan suhu badan, melarang masuk Jemaat yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas dan sebagainya.
Untuk menerapkan hal ini, perlu dibentuk satuan tugas untuk menegakkan peraturan ini. Perlu dipilih orang-orang yang memang tegas dan tidak perlu toleransi.
5. Teknologi
Shiftsoft dapat membantu persiapan dan pelaksanaan protokol kesehatan ini. Terdapat fitur pemesanan tempat duduk (mirip seperti pemesanan di bioskop), membantu pengaturan dengan baik, sehingga tidak ada Jemaat yang berebut, serta Jemaat langsung mengetahui jika sesi Ibadah sudah penuh sehingga dapat mengikuti sesi yang lain. Pada fitur ini, Jemaat juga butuh melakukan konfirmasi / pernyataan sehat dan layak sesuai protokol kesehatan yang ada.
Fitur absensi juga membantu mencatat sehingga jika ada kasus penularan, Gereja langsung tahu siapa saja yang mungkin berinteraksi dengan penderita.
Silahkan lihat demo aplikasi kami untuk membantu pelaksanaan protokol kesehatan pada Ibadah New Normal pada postingan berikutnya.